BERJALAN DALAM ROH
khotbah minggu,20 agustus 2023
oleh.Ev.Bima Shaputra M.Th
Galatia 5 :16-26
Thema : Berjalan dalam Roh
Apakah saudara tahu siapakah Roh Kudus, atau apa itu Roh Kudus?
Mungkin ada orang yang berpikir bahwa Roh Kudus adalah sebuah kekuatan atau kuasa yang Tuhan berikan kepada orang Kristen ketika Tuhan Yesus naik ke surga. Tapi itu adalah sudut pandangan yang salah.
Roh Kudus adalah Tuhan
Kita percaya bahwa Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus adalah satu pribadi, satu kesatuan yang sering kita sebut sebagai Trinitas.
Roh Kudus adalah pribadi Ilahi dan Dia memiliki perasaan, pikiran serta keinginan. Sebab itu Alkitab mengajarkan untuk kita jangan mendukakan Roh Kudus, karena tindakan kita bisa melukai perasaan Allah Roh Kudus (Efesus 4:30-32).
Kehadiran Roh Kudus dalam Alkitab bukan hanya di Perjanjian Baru, atau setelah pencurahan Roh Kudus di hari Pantekosta. Pribadi Roh Kudus atau Allah sendiri sudah ada sejak sebelum penciptaan, hal ini dituliskan dalam Kejadian 1:1-2.
Roh Kudus dalam tradisi bangsa Yahudi
Mereka menyebutnya sebagai רוח הקודש, ruach ha-kodesh yang bisa diartikan Roh-Mu Yang Kudus. Beberapa nama lain Allah Roh Kudus dalam tradisi Yahudi adalah, Ruach Elohim (Roh Tuhan), Ruach YHWH (Roh Yahweh), dan Ruach Hakmah (Roh Hikmat). Dalam Perjanjian Lama kehadiran Roh Kudus seringkali ditandai dengan adanya nubuatan. Untuk itu mereka percaya bawa kehadiran Allah Roh Kudus adalah cara Tuhan untuk berkomunikasi dengan manusia.
Roh Kudus dalam Perjanjian Baru
Kata Roh Kudus dalam Alkitab Perjanjian Baru ditulis sebanyak 90 kali dan salah satu peristiwa penting tentang bagaimana karya Roh Kudus adalah saat Maria mengandung Yesus, Lukas 1:35 menuliskan :
Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah."
Selama pelayanan Yesus di bumi, Ia juga berinteraksi dengan Roh Kudus. Sebagai contoh ketika Yesus dibaptis oleh Yohanes pembaptis Roh Kudus dalam bentuk merpati turun ke atas-Nya (Matius 3:16-17), atau ketika Yesus dipimpin oleh Roh Kudus ke padang gurun untuk mengalami pencobaan ( Matius 4:1).
Dalam Perjanjian Baru, Roh Kudus juga disebut sebagai Roh Penghibur (Yohanes 14:26), Roh Kebenaran (Yohanes 16:13) dan Roh Kristus (1 Petrus 1:11).
Tema kita hari ini "berjalan dalam Roh" bukan sekedar ungkapan, ini adalah cara hidup seorang Kristen. Dalam Surat Galatia perkataaan “berjalan” ditulis “peripateo” (Gal 5:16) dan “stoikheo” (Gal 5:25).
Peripateo artinya berjalan secara fisik atau melangkah dan secara figuratif sering diterjemahkan sebagai hidup atau cara hidup. Sehingga berjalan dalam Roh adalah cara hidup orang Kristen atau langkah orang Kristen untuk berjalan bersama Tuhan. Sedangkan "stoikheo" artinya berjalan dengan tujuan yang jelas dalam satu garis lurus, sehingga orang yang berjalan tinggal mengikuti orang yang ada di depannya.
Kedua kata ini mengajarkan bahwa kita harus aktif bertindak untuk melangkah sambil mengikuti yang ada di depannya. Orang yang berada di depan kita adalah Yesus Kristus, dan setiap orang percaya harus mengikut jejak-Nya. Karena Yesus berkata, “Marilah ikut Aku”. Perkataan Yesus ini menggambarkan seseorang yang berjalan mengikuti Yesus dalam satu
garis lurus.
Hari ini kita akan belajar “Berjalan Bersama Roh Kudus”, supaya kita cakap, semakin kuat dan teguh dalam menghadapi hidup yang penuh tantangan dan persoalan ini. Sebenarnya apa yang terjadi dengan jemaat di Galatia, sampai Paulus harus menulis surat untuk menasehati mereka? Memang ada masalah serius yang sedang terjadi di jemaat Galatia.
Kalau kita membaca seluruh kitab Galatia, maka kita akan menemukan persoalan yang dihadapi oleh Jemaat Galatia cukup banyak. Apa yang terjadi? Paulus mengingatkan mereka: “Saudara- saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.” (Gal 5:13) Ternyata jemaat Galatia yang sudah percaya kepada Yesus, kembali kepada kehidupan lama mereka. Mereka adalah orang-orang yang sudah diselamatkan dari dalam dosa tapi masih hidup dalam dosa.
Karena itu Paulus tidak hanya sekedar menunjukkan dan menegur kesalahan mereka, tapi juga menasehatkan mereka supaya hidup benar di hadapan Tuhan dan saling mengasihi. Kalau Kristus sudah memerdekakan mereka, jangan mau lagi diperhamba oleh dosa. Mereka yang sudah dimerdekakan dari dosa tetapi masih terus berbuat dosa akan binasa dan tidak mendapat tempat dalam kerajaan Allah ( ayat.21).
Sebagai orang Kristen, pada saat kita percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat, maka kita sudah dimeteraikan oleh Roh Kudus di dalam hati kita. Artinya kita sudah memiliki Roh Kudus. Kita sudah hidup bersama dengan Roh Kudus. Jadi kemana pun kita pergi dan dimanapun kita berada, Roh Kudus selalu bersama kita. Hanya kadang-kadang kita sepertinya tidak memiliki Roh Kudus. Dan inilah yang terjadi di Jemaat Galatia. Mereka sudah memiliki Roh Kudus, tetapi membiarkan Roh Kudus di luar diri mereka, sehingga apa yang mereka lakukan adalah dosa.
Komentar